Senin, 29 Oktober 2018

McLaren Speedtail 2020, Pewaris Sebenarnya McLaren F1?

Siapa sih yang tidak mengingat McLaren F1? Mantan mobil tercepat di seantero dunia pada tahun 90an tersebut memang tak mungkin lepas dari sejarah teknologi engineering manusia. Bagaimana tidak, spesifikasi mesin BMW S70/2 v12-nya yang dapat menghasilkan 618 hp dengan torsi 650 Nm dan berat hanya 1.138 kg, mobil ini sanggup mencapai batas kecepatan hingga 391 km/h! Belum lagi material emas yang digunakan untuk melapisi engine bay-nya agar dapat menahan panas dengan baik, makin membuat mobil ini terkenal.
Walaupun saat ini sudah dikalahkan oleh manufaktur asal Swedia maupun Prancis berhati Jerman, namun McLaren F1 masih menjadi salah satu mobil n/a tercepat hingga saat ini. Mungkin beberapa dari kalian bahkan mengidam-ngidamkan untuk menyetir mobil ini suatu saat hingga memasang poster mobilnya di kamar kalian. Belum lagi McLaren F1 hanya diproduksi sebanyak 106 unit untuk seluruh dunia, sudah diburu oleh para kolektor modelnya terbatas lagi.
Walaupun sudah mengeluarkan model P1 hingga versi GTR hingga LM-nya sekalipun, pabrikan yang khas akan varian longtail ini tidak berhenti sampai di situ saja menciptakan penerus F1. Mereka ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak berhenti membuat record breakingproductioncar sampai pada P1 saja. Maka dari itu, dengan mengerahkan seluruh kemampuan tim Special Operations-nya (MSO) lahirlah McLaren Speedtail.
Hadir dengan memiliki bahasa desain McLaren kekinian, melihat fascia depannya mungkin anda akan langsung familiar karena bentuknya merupakan penggabungan antara P1 dan juga 720s. Sepertinya memang headlight yang berbentuk lambangnya sendiri sudah menjadi sebuah trademark McLaren saat ini. Karena walaupun dibuat pipih dan sedikit lebih tajam, tetapi McLaren tetap membuatnya melekuk sesuai lambang kejayaannya. Memang headlight LED projector-nya tidak penuh mengikuti lambang dan hanya ada pada sisi atasnya saja. Namun DRL tipisnya tetap mengikuti garis besar ‘bumerang’ McLaren itu.
Pindah ke bagian sisinya dan mungkin anda bertanya-tanya perihal ban ‘belang’-nya itu? McLaren sendiri membuat ban depannya ditutupi cover berukuran 2o inci seperti itu dikarenakan untuk memaksimalkan sisi aerodinamika sang Speedtail ini. Mereka menemukan bahwa ban depan memiliki tingkat konsentrasi turbulensi udara yang sangat tinggi dibandingkan ban belakang sehingga McLaren pun menutupi ban depannya dengan penutup velg yang tidak berputar. Yup cover velg aerodinamis itu tidak akan bergerak karena tugasnya untuk mengirimkan angin dari bagian depan ke samping pintu yang juga memiliki lubang-lubang aerodinamis. Kabin teardrop dikombinasikan dengan bodi yang berbentuk seperti tombak makin menegaskan bahwa Speedtail dibuat memang untuk membelah angin.
Notice something wrong? Jika anda sadar kalau mobil ini tidak memiliki spion, itu karena tugasnya telah digantikan oleh sebuah kamera yang ada pada bagian sisi pintu. Nantinya setelah dinyalakan kamera tersebut akan mencuat dan langsung menampilkan sudut pandang layaknya spion standar pada dua layar yang ada di sisi kiri dan kanan dashboard. Lalu sadarkah juga kalian jika panel bodi yang terdapat pada Speedtail ini sedikit dan digantikan dengan panel-panel yang menyambung dari depan dan belakang hingga ke sisinya? Semua dilakukan untuk mengurangi drag coefficiencyMcLaren does take the aerodynamics game too serious.
Lanjut ke bagian belakangnya yang sedikit mengingatkan saya pada sebuah supercar berlambang macan dari Inggris juga. Masih syarat akan bahasa desain yang simple karena lebih mengedapankan sisi aerodinamika, McLaren Speedtail ini masih memiliki buritan yang cukup kompleks. Berawal dari kap mesin tengahnya yang memiliki grafis exhaust vent futuristik yang ditambah stoplamp LED segaris. Belum lagi style active spoiler-nya yang mengikuti gaya supercar asal Italia. Untuk bagian bempernya memang sedikit terlihat kaku karena stoplamp campur blinker yang menyatu bergaya sangat simpel. Namun itu semua ditolong berkat penempatan exhaust yang menjorok ke dalam dan diffuser yang sangat, sangat besar.
Namun yang paling unik dari bagian belakang adalah, kegigihan McLaren untuk tetap meminimalisir penggunaan panel bodi pada bagian active flappy wingnya. Tim MSO mengetahui kalau Speedtail butuh spoiler agar meningkatkan level downforce si hybrid hypercar dalam kecepatan tinggi. Namun untuk menambahkan satu bagian tersebut mereka harus mengorbankan tingkat turbulensi udara dan bobot tambahan panel bodi. Jadilah mereka berinovasi untuk menggunakan flexible carbon fibre yang membuat panel bodi belakang dengan si active spoiler menyambung sehingga tak ada gap yang membuat turbulensi udara terjadi. Ya seserius itu McLaren untuk menciptakan mobil pembelah angin.
Masuk ke bagian interior dengan membuka pintu motorized-nya yang berbentuk khas McLaren, dan di bagian ini anda akan mengetahui kenapa Speedtail dibuat untuk melajutkan citra sang pendahulu. Akhirnya saudara-saudara, konfigurasi 3 kursi khas McLaren F1 kembali lagi! Untuk tata letaknya sendiri memang tidak berubah sama sekali, satu kursi depan di tengah dan dua kursi belakang di kanan kiri memeluk mesin hybrid-nya. Penyesuaian bentuk dan bahan kekinian saja yang membuat perbedaan dengan F1. Memang sedikit kurang nyaman kursi belakangnya untuk penumpang karena dua kursi tersebut menempel pada panel interiornya. Tetapi mobil ini kan driver oriented. Lalu jika kalian melihat ke bagian pintu, opening kaca sampingnya juga masih sama dengan McLaren F1!
Untuk panel dashboardnya sendiri memiliki bentuk yang sangat minimalis. Tidak ada garis-garis yang meliak-liuk ataupun bertabrakan. Tiga layar besar menghiasi panel untuk mengatur semua settingan seperti AC dalam kabin dan juga in car entertainment. Terlihat penggunaan tombol fisik juga dikurangi pada panel dashboardEh tunggu dulu, pengaturan transmisinya ada di mana? Nyoh coba tengok di atas. Dari mulai pengaturan transmisi hingga mode berkendara, semua ada di atas kepala sang pengemudi Speedtail.
Sayangnya pihak McLaren maupun pihak MSO masih Belum memberikan pernyataan mengenai mesin yang mereka pakai. Namun kami berspekulasi bahwa penggunaan V8 4,0 L twin turbo yang dimiliki McLaren Senna yaitu saudaranya, akan dipakai juga pada mobil ini. Ditambah dengan motor listrik, mobil ini akan memiliki output sebesar 1.035 hp! Belum lagi karena penggunaan sasis carbon fibre monocage, panel bodi fully carbon fibre, dan bahkan penggunaan emas putih satu karat pada bagian lambang mobil ini membuat curb weight-nya hanya 1.430 kg. Hal ini membuat calon mobil legendaris tersebut bias menempuh 0-300km/h hanya dalam waktu 12,8 detik saja dan mencetak kecepatan tertingginya pada 403 km/h.
Memang top speed tersebut masih bisa dikalahkan oleh Koenigsegg dan juga Bugatti, lalu siapa yang mau membeli mobil seharga $ 200 Juta on the road ini? Jangan salah, mobil yang produksinya terbatas 106 unit ini saja sudah ludes terjual habis. Fun fact is, mobil ini masih berupa near production prototype loh, tapi sudah terjual habis layaknya P1 dahulu. Jadi menurutmu, pantaskah calon legenda McLaren ini melanjutkan sang pendahulu tanpa nomenklatur khasnya?
Sumber:autonetmagz.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar