Harga mobil-mobil yang masuk dalam segmen Low Cost Green Car (LCGC) kini ada yang tembus Rp 150 juta untuk beberapa model. Hal itu justru membuat mobil LCGC disebut-sebut bukanlah mobil murah lagi. Penentuan harga mobil LCGC memang tidak sembarangan karena ada aturannya.
Harga mobil LCGC juga disesuaikan dengan kemampuan masyarakatnya. Artinya kalau ada mobil LCGC sering disebut mahal, orang Indonesia masih mampu membelinya.
"Sekarang kebutuhan meningkat sejalan dari kemampuan meningkat. Jadi kami sesuaikan hal tersebut tingkatkan kapasitas mesin dan fitur tapi jaga level harga nggak kelewat kemampuan atau kewajaran marketnya," sambung Soerjo.
"Penyesuaian harga didapat dari pengembangan produk nya tapi dijaga juga level kemampuan marketnya. Contoh Agya dulu butuhnya 1.000cc, semuanya basic fitur," jelas Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto saat dihubungi detikOto, Kamis (13/8/2018).
Menurut Permenperin No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau harga mobil LCGC paling mahal Rp 95 juta. Namun ada pengecualian, harga boleh melebihi batas itu dengan menyesuaikan kondisi ekonomi di Indonesia, nilai tukar rupiah hingga bahan baku.
Mengutip data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), deretan LCGC mahal masih laris di pasaran. Misalnya saja Toyota Agya 1.2 A/T TRD sebesar Rp 153,95 juta. Ada juga Daihatsu Sigra 1.2 R AT dan Toyota Calya 1.2 G A/T juga dijual lebih dari Rp 150 juta.
Biar harganya tembus Rp 150 juta, mobil laku ribuan unit sepanjang tujuh bulan pertama tahun 2018. Sigra R M/T laku sebanyak 14.089 unit, Brio Satya E CVT (model lama) 12.660 unit, Agya TRD 1.2 AT 4.772 unit, dan Calya 1.2 T A/T 8.669 unit.
sumber: oto.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar